assalamualaikum .
wahai saudara2ku, salam hangat untk, teriring selaksa doa smoga ktika  engkau membaca ctatan kecil ini, Ia masih menaungimu dngan barakah,  syurga masih merindukanmu, dan para malaikat msih mendoakanmu .
dan smoga syafaat dri org yg akan kita bicarakan ini msh brsmamu .
seorang manusia sempurna .
dari fisik, ketampanannya memesona, perawakannya tinggi tapi tdak lebih  tnggi dari yg lain, tapi juga tdak lebih rendah .
berjanggut yng rapi peni . wajahnya menyiratkan ketegasan namun tetap  penuh kelembutan . badanny tegap berisi . tak gemuk, tapi juga tak kurus  .
dari segi sifat, ia begitu tegas, ketika ia berorasi, ia bisa membakar  semangat, tapi ketika ia berada di depan Tuhannya, tersedu sedan ia .  begitu penyayang ia, sehingga orang buta yg paling membencinya dan  selalu mengatainya gilapun ia suapi, hingga nenek tua pikun bercerita  tentang cucunya selama 2 jam pun ia sanggup . begitu sabarnya ia,  dilempar ta*i unta pun ia ikhlas .
begitu cintanya ia dngan umatnya, ketika Izrail mnjemputnya, bukan  aisyah yg di sebut, bukan fatimah yg ia panggil,  tetapi,"ummati...ummati" . bukan keringanan pencabutan nyawa untknya yg  dia minta . tapi kringanan pncabutan nyawa untk umatnya yg ia harap .
dia, pemimpin negara, seorang pemimpin terbesar, seorang pebisnis ulung,  seorang panglima perang penuh strategi jitu, dermawan yg hartanya habis  untuk umatnya . yg setiap doanya ia menangis meratap hanya untuk  umatnya .
wahai saudaraku, ialah idola yg paling sempurna, suri tauladan, manusia  paling berpengaruh di dunia, yang begitu mencintai kita .
akankah ia mengakui kita sebagai umatnya ? padahal untuk mengucap  shalawat padanya pun kita lalai ?
sebuah kisah, tentang AIR MATA RASULALLAH
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan  salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang  demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata  dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah  ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah  lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang  menggetarkan.
Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang  memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa  Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit  dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah  dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
"Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, " kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh  kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul! Allah, aku pernah mendengar Allah  berfirman kepadaku:
"Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada  di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah  bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan  Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan  wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata  Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak  tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini  kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak  lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,! Ali segera  mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling  berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan  telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii,ummatii, ummatiii? " - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.




No comments:
Post a Comment