Monday, February 14, 2011

.::MinHae moment::. songfic...Miss You-SM The Ballad

Ini oneshot yang kedua hahaha…berhubung yng lain masih mandek ideeeeee, jadi pas nonton mvnya sm the ballad yng miss you sambil menghayati artinya, lahirlah songfic ini..hohoho…background music buat nyambi baca ni ff sambil denger lagu ballad yng mendayu-dayu…dan jgn lupa sertakan miss you nya sm the ballad ya..so, gak pake bnyk cincong, baca yuks capcus…mhn komen dan sarannya yaaaaa…(mau ngasih jempol juga boleh hehe) *dilempar donge*

Cast
Lee Min Yeong
Lee Donghae
James Franco (yng main 127 hours)

***

Sudah hampir 3 bulan lebih aku dan Min Yeong menikah. Namun tak ada satupun tanda-tanda ia menggodaku lebih dulu. Yang melakukan semuanya duluan, adalah aku. Barulah ia membalas semua perlakuan romantisku padanya, dengan cara yang sama persis. Tak ada inovasi sedikitpun. Semua adalah cermin dari yang kulakukan padanya. Perbedaannya hanya satu, yang kuberi padany penuh dengan kehangatan. Namun yang ia berikan padaku? Sedingin pualam, sekeras marmer.

Ritualnya sebelum tidur, ia selalu duduk di balkon kamar kami, memandangi langit malam dengan tatapan sendu. Dan lagi, setiap kali kudatangi ia di balkon, dan kuajak ia tidur, ia selalu tersenyum manis padaku dan berkata,”Sebentar lagi. 5 Menit saja.” Senyum yang seharusnya terasa hangat dihatiku itu, terasa dingin karena memang tak ada kehangatan disana.

Semua luka dapat disembuhkan. Itu nasihat ibuku padaku, namun ada satu yang tak bisa disembuhkan. Luka karena ditinggal mati orang yang kita cintai. Itulah yang dialami Min Yeong 2 tahun sebelum bertemu denganku.

James Franco. Kekasihnya. Tunangannya. Orang yang hadir disetiap mimpinya. Dulu. Dulu. Dan sekarang, bahkan selamanya. Karena sebuah kecelakaan, mereka batal menikah. Kecelakaan itu menimpa mereka berdua. Namun maut hanya mengambil James. Dan karena itulah Min Yeong merasa sangat bersalah.

Bahkan saking depresinya, ia harus menginap di sebuah pusat rehabilitasi kejiwaan selama 2 tahun. Dan saat itulah aku menemukannya. Saat itulah aku menyembuhkannya. Atau kukira begitu.

Aku merasa aneh. Kadang aku merasa bahwa hidup bukanlah tempat Min Yeong yang sekarang. Harusnya ia ikut bersama James mengingat betapa kuat cinta mereka. Harusnya itu yang Tuhan lakukan. Menyatukan mereka, dan tak pernah memisahkan mereka. Namun ternyata ia memiliki rencana lain. Ia malah mempertemukanku dengan Min Yeong.

***

“Min Yeong-ah, jika kau merasa tak nyaman dengan hubungan kita, aku tidak akan apa-apa. Kau tak perlu bertahan denganku. Lagipula, suatu hari, hubungan kita memang akan berakhir kan?”ujarku lembut. Aku tak tahan melihatnya terlihat tersiksa seperti ini. Ya, ia tak perlu menahan dirinya untuk pergi dariku.

And so she goes away. And I’m here, all alone. Tampaknya memang cintaku tak mampu mencapaimu. Sebanyak apapun kekutan dan air mataku, dirimu masih terlalu jauh untuk kucapai dengan cintaku. Pada titik ini, aku yakin aku harus melupakanmu. Walaupun kerinduan ini begitu menyakitkan untukku, aku harus melupakan semuanya.

***

Min Yeong-ah, kau tahu betul betapa bodohnya aku. Bahkan saat kita berpapasan tadi, hatiku begitu sakit melihatmu. Namun senyum masih saja menempel di wajahku. Kali ini siapa lagi yang kau kencani? Laki-laki yang lagi-lagi begitu mirip dengan James Franco. Kau tahu? Hatiku dihantam palu godam. Ditusuk belati di tempat yang sama berkali-kali seharusnya membuatku mati rasa. Namun tempat itu selalu erdarah dan
terluka.

Kau tahu, aku bertahan disini. Aku akan selalu bertahan. Aku akan terus menunggumu
dengan senyuman, dan menahan air mataku karena sakit yang kurasakan ini. Akankah kau kembali padaku? Demi Tuhan, apakah cintaku ini benar-benar tidak bisa menyentuhmu sedikit pun? Segala upaya yang kutahu telah kulakukan. Namun kau tetap saja terasa
begitu jauh untukku.

And here I am. Aku kan terus mencoba melupakanmu. Sesakit apapun itu.

***

Deg! Sudah tiga hari berturut-turut aku memimpikanmu. Dan di dalam mimpi itu kau kesakitan. Kau kembali sakit seperti dulu waktu kita pertama kali bertemu.

Membayangkanmu sakit lagi. Sendirian lagi. Semuanya membuatku juga merasakan sakit itu. Ternyata untuk melupakanmu, menghapusmu, semua adalah hal tersulit yang pernah kulakukan.

Walaupun dirimu begitu jauh untuk cintaku raih, walaupun begitu jauh, tidak apa-apa. Asal kau disisiku, cukup aku yang melimpahimu dengan cinta.

Kusambar mantel dan kunci mobil. Aku harus bertemu denganmu. Dengan tergesa-gesa kutinggalkan apartemen kita. Aku harus bertemu denganmu. Hanya kalimat itu yang terus menggema di kepalaku saat aku turun ke lobi dan melihatmu disana. Tepat di hadapanku.

***

Kurasa aku mulai bisa menggantungkan diriku padanya. Seperti dulu aku menggantungkan diriku pada James. Ku rasa aku bisa memberikan kepercayaan hatiku padanya, seperti aku berikn hal itu pada James dulu.

Kakiku terus melangkah pelan namun pasti menuju apartemen kami dulu. Sedikit demi sedikit bayangan kenanganku bersama James muncul berkelebat di dalam otakku. Kemudian kenangan-kenangan itu berganti dengan kenanganku bersama Donghae. Senyumnya, tawanya, tatapannya, sentuhannya, ciumannya, belaiannya, omelannya, gerutunya, gombalnya, semuanya terus memenuhi rongga dadaku dan membuatku susah bernapas.

Walau begitu, kakiku secara refleks mulai mempercepat langkahnya yang kemudian menjadi lari. Dengan segera aku tiba di lobi apartemen kami. Bersamaan dengan pintu lift yang membuka. Dan disanalah aku melihatnya. Tergesa keluar dari lift kemudian langkahnya langsung terhenti ketika ia melihatku. Kakinya seolah terpaku ke dinding. Begitupun kakiku. Dan seiring gravitasi yang menguat, waktu di sekeliling kmi berdua berjalan lambat. Dan dialah yang kurindukan.

Lee Donghae.

***

Kali ini Donghae dapat merasakan bahwa yang memeluk terlebih dulu adalah Min Yeong. Dan pelukan itu…terasa hangat. Ditambah lagi Min Yeong yang terisak di pelukannya.
“I think Ican’t do it. I can’t forget you.”bisik Donghae lembut dengan nada meminta maaf kepada Min Yeong.

“Even if I just feel like dying I can’t let go of your love. I’m alive this way”tambah Donghae lagi.

Min Yeong melepas pelukannya. Mata beningnya menatap Donghae dalam. Seolah meng-X-Ray Donghae. Min Yeong yang masih terisak mengangguk-angguk pelan sebagai jawabannya. Donghae menarik Min Yeong ke dalam pelukannya kali ini.

Kali ini, Donghae dapat mendengar dengan jelas, dan merasakan bisikan Min Yeong yang berkata,”I love you. I miss you. Lee Donghae.”


FIN

hahaha gaje bet yakan yaaaaaaaa

No comments:

Post a Comment

recently listening


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

About Me

Followers

Search

Copyright Text